Is self reward a good thing?





Bulan kemarin saat akhir tahun saya membeli sebuah boneka untuk saya sendiri sebagai reward setelah melalui 2018 dengan baik. It's the first time I bought a doll for my self hehe. Saya terbiasa melakukan self reward tersebut sejak awal saya berkuliah, karena biasanya saat sekolah orang tua saya selalu memberikan reward jika saya mencapai suatu target yang telah ditentukan.  One day I asked to my lecturer, "Is self reward is a good thing to do?" ingat betul itu nanya waktu semester dua  and this is the answer "It is very good, It is something that make you motivated".

Hello, my name is Pinggyu, I've been adopted since 24 Dec 2018. Now my owner is Grace, and she is very happy to have me.

So, is self  reward really a good thing?

Yes, as long as you don't cross the line. Selama anda hanya terobsesi untuk mendapatkannya dan tidak menjadi adiksi, dan anda harus bisa membedakan sejauh mana itu adalah reward dan sejauh mana itu sudah menjadi "pelarian". Here, I will help you to make self reward useful and not out of the track.

1. Ketahui fungsi self reward

Saya yakin kalian sudah sangat tidak asing lagi dengan kata self-reward, karna bukan hanya anak psikologi yang familiar dengan kata itu tapi semua anak milenial pasti udah kenal banget. Sering banget bahkan hampir tiap hari saya lihat di instagram pasti ada yang upload dengan hashtag "self-reward" #selfreward #selfreward #selfreward is everywhere. Apasih self reward itu? Self = diri, reward = penghargaan atau hadiah atau upah. Jadi self reward adalah penghargaan yang kita berikan dari kita untuk kita sendiri setelah kita melakukan suatu pekerjaan.
Apasih fungsinya?
a. Untuk memacu agar gita mencapai target-target atau untuk memacu kita menyelesaikan suatu pekerjaan
b. Pastinya sebagai cara untuk belajar menghargai usaha kita sendiri


I am sure you have seen this well-known picture.

2. Berikan persyaratan & reward yang jelas

Bikin reward ini seperti bikin perjanjian dengan diri kita sendiri, jadi seperti halnya perjanjian dibuat harus jelas syarat dan ketentuannya. Demikian juga self reward, untuk mendapatkan reward kita harus mengerjakan sesuatu terlebih dahulu sebagai persyaratan untuk mendapatkan reward.

Contoh sehari-hari:
Plan buat hari ini adalah menyelesaikan 1 bab buku, dan baca 1 jurnal, jika saya berhasil menyelesaikan semuanya maka malamnya saya boleh nonton 1 drama korea, atau ketika saya berhasil gym 1 jam perhari selama seminggu maka di akhir pekan hari minggu saya boleh makan 1 porsi ayam mcd.
Persyaratan: baca 1 bab buku + baca 1 jurnal
Reward: 1 episode drama korea.

Persyaratan: gym 1 jam perhari selama seminggu (senin-sabtu)
Reward: hari minggu makan 1 porsi ayam mcd

Contoh planing besar:
Kalau akhir semester IPK saya lebih dari 3,5 saya akan pergi shopping dengan budget 350.000, atau saya akan beli 2 kaos, 1 blouse, 1 lipstick.

Persyaratan: akhir semester IPK 3,5
Reward: shopping budget 350.000 (reward ini bisa dipakai jika anda suka shopping tapi belum tau mau beli apa) 
Reward: 2 kaos, 1 blouse, 1 lipstick (reward ini bisa dipakai kalo sudah ada barang yang diingini)

Semua tertulis dengan jelas dan rinci jadi target pekerjaan dan reward yang diberikan juga jelas, sehingga kita lebih gampang untuk memperhitungkan apakah kita gagal atau berhasil.

Contoh reward untuk pengharggan usaha terhadap diri sendiri (tidak melihat result):
Nanti akhir semester saya akan pergi ke Bali sebagai self reward kerja keras semester ini dan untuk me-refreshkan pikiran sebelum skripsi semester depan. Maka saya akan berjuang mati-matian untuk ujian akhir selama seminggu yang akan datang.

Persyaratan: selesaikan saja semester ini dengan sungguh-sungguh
Reward: liburan ke Bali

Pada bagian ini persyaratan memang kurang jelas tetapi kita akan merasa lebih puas jika kita habis bekerja mati-matian kemudian mendapatkan hadiah, bila kerja kita setengah-setengah maka rasanya ya udah gini-gini aja. Bagian ini adalah reward yang tidak melihat apapun hasilnya tapi asal kita menyelesaikan semester itu dan karena kita telah berjuang, maka kita dapat hadiah.


3. Disiplin! Jangan bernegosiasi dengan diri sendiri.

Saya akan memakai contoh diatas untuk menjelaskan bagian ini 

Persyaratan: gym 1 jam perhari selama seminggu (senin-sabtu)
Reward: hari minggu makan 1 porsi ayam mcd

Bagaimana kalau hari senin sampai jumat saya berhasil, sabtu saya malas untuk pergi gym? Ya anda gagal, ulangilah satu minggu lagi kalau mau mendapatkan 1 porsi ayam mcd.

Persyaratan: akhir semester IPK 3,5
Reward: shopping budget 350.000

Seperti yang sudah saya bilang bahwa ini sama halnya dengan membuat perjanjian dengan diri sendiri, maka satu-satunya cara yang bisa kita pakai adalah disiplin. Jika IPK 3,5 ya pergilah belanja dengan senang hari, habiskan uang 350.000 belilah seperti yang anda inginkan, bagaimana jika 350.000 sudah habis? BERHENTILAH. Tidak ada 50.000 berikutnya atau 100.000 berikutnya. Tidak ada, tutuplah dompet anda. Puaslah dengan apa yang anda sudah beli dan pulanglah dengan senang hati.

Lalu bagaimana jika IPK saya 3,45? Anda gagal mencapai target, mohon maaf silahkan mencoba lagi lain waktu. 
Tapikan saya sudah berusaha semaksimal mungkin? Jika begitu anda dari awal bisa memakai reward usaha juga, seperti contoh yang liburan ke Bali.

4. Becareful with your own reward.

Melanjutkan kasus diatas
Persyaratan: selesaikan saja semester ini dengan sungguh-sungguh
Reward: liburan ke Bali

Anda juga harus berhati-hati dengan reward seperti ini, pergilah ke Bali dan bersenang-senang setelah itu pulang dan kemudian kembalilah kepada kenyataan, jangan lalu "hmm saya kan udah tinggal skripsi jadi mending dipuas-puasin dulu deh" lalu anda beli tiket ke Lombok, setelah anda pulang dari Lombok lalu anda bilang pada diri sendiri "ntaran dulu deh bentar lagi pergi sekali lagi mumpung tiketnya murah" lalu anda pergi beli tiket flight ke Singapore, pulang dari Singapore anda bilang "duh kok males ya aku pingin kulineran di Jogja habis ini bakal kukebut deh skripsinya" lalu anda pergi ke Jogja dan skripsi anda tidak pernah anda mulai sedangkan teman-teman yang lain sudah mulai berlari. Itu adalah  tawar-menawar atau nego pada diri sendiri yang kemudian menjadi lingkaran setan dan menjebak diri anda sendiri dan disinilah self reward tidak lagi melakukan fungsinya tetapi malah justru menjadi tempat pelarian dari kenyataan. Jika anda mulai terjebak, ingatlah fungsi self reward di atas.

Seperti juga reward menonton drama, jika anda berjanji 1 episode untuk hari itu ya tontonlah 1 episode, setelah itu BERHENTILAH. Seberapa penarasannya anda seberapapun menggantung endingnya berhentilah, jangan nambah jadi 2 episode 3 episode lalu anda tidak jadi menyelesaikan tugas yang lain. Jika anda ingin nonton 1 episode lagi ya buatlah persyaratan lagi. Itu kalo memang sedang hectic banyak mengerjakan tugas lho ya, kalo mau nonton drama pas liburan ya terserah tontonlah sepuasnya.

My Experience

Saya terbiasa melakukan self reward ini sejak awal kuliah jadi karena anak kuliahan ya pasti uang bulanannya lebih besar daripada waktu sekolah dulu. Karena saya di luar kota jadi saya harus hidup ngirit sebagai anak kosan di kota besar, tapi di satu sisi saya juga pingin spending uang buat bersenang-senang dan sedikit menikmati fancynya kehidupan cece-cece Surabaya hehehe. Nah biasanya di akhir semester saya pergi untuk memberi reward bagi diri saya. Kadang juga ketika saya punya keinginan (keinginan ya bukan kebutuhan), punya uang, tapi ragu buat beli atau nggak, karena sebenernya ga butuh-butuh banget tapi pingin, nah biasanya saya gunakan itu sebagai self reward. Misal pingin banget dress merk X, jadi saya bikin perjanjian dengan diri sendiri, kalau nanti nilai A ada tiga atau lebih boleh beli dressnya. Kalau A-nya cuma dua ya nggak jadi beli. Itu contoh aja ya genks hehehe. Kalian bisa buat target atau persyaratannya sesuai dengan kemampuan kalian masing-masing dengan reward yang seimbang.
Sekarang pertanyaannya, pernahkah saya terjebak dengan reward saya sendiri? (Maksutnya jadi keterusan pelarian gitu...). Pernah, ratusan kali, so here, I try to write down the steps, to help you guys and to help my self.

So the conclusion, self reward is a good thing to do, but be careful:
1. Jangan menjadi adiksi atau ketagihan
2. Jangan melakukan tambahan reward yang diluar rencana
3. Harus bisa membedakan antara reward dan pelarian
4. You have to control yourself, jangan biarkan anda yang dikontrol oleh reward tersebut.

Ini yang bisa saya bagikan, saya tidak mencoba menggurui siapapun, as psychology student I just want to share what I have learned in the class and what I have experienced in life, then mixed them both to practical steps. I hope you find this post helpful, you can ask / comment / give your opinion to me, just leave to the comment box bellow. I love you, see u on the next page!
Regards, Grace

Comments

  1. The Best Bitcoin Casinos: The Best US Casino Sites
    Check out our list of the best Bitcoin casino sites and sign-up bonuses at the top US online casinos. Play your favorite slots, luckyclub table games, and more!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts